6 Tanda Krusial Kamu Punya Obsesi Gak Sehat Terhadap Kekasihmu
Menjalin hubungan asmara adalah aspek kehidupan yang sangat berarti bagi sebagian besar orang. Berawal dari suka menjadi cinta hingga akhirnya mengikat jalinan. Namun, selama ini pernahkah kamu mencoba mencari tahu apakah rasa cintamu itu benar-benar cinta tulus atau malah berupa obsesi berat?
Menyimpan obsesi berat terhadap seseorang atau kekasih sebenarnya terlampaui tak sehat. Meski tak bisa dipungkiri awal perkenalan diwarnai sedikit obsesi, namun tak jarang obsesi itu semakin berkembang seiring waktu dan mengambil alih kehidupan pemiliknya.
Jika kamu merasa menyimpan obsesi tak sehat terhadap kekasihmu, yuk cek enam tandanya berikut ini untuk mendapatkan jawabannya.
1. Kamu memanfaatkannya sebagai tempat untuk bergantung dan mendapatkan kepercayaan diri saat kamu dilanda personal insecurities atas masalah yang ada
Secara psikologi trik ini bermain di pikiran bawah sadar di mana kamu merasa mendapatkan kenyamanan dan kepercayaan diri atas kehadirannya. Dari situ kamu memanfaatkannya untuk mengenyahkan personal insecurities, menguatkanmu saat menghadapi masalah, dan juga menegaskan siapa dirimu yang sebenarnya kepada orang lain.
Dalam hal ini, ketergantungan di tingkat yang sangat berlebihan tak jarang membuatmu terobsesi untuk tak melepaskannya.
2. Kamu merasa bertanggung jawab (lebih tepatnya, terobsesi) atas kebahagiaannya dan selalu ingin memastikan dia baik-baik saja. Jika tidak, kamu merasa bersalah
Ada dua hal yang wajib kamu tanyakan pada dirimu sendiri. "Apakah tanggung jawab tersebut berlandaskan alasan bahwa kamu sekedar ingin membantu mengatasi masalah hidupnya?" atau "Tanggung jawab itu terbentuk karena kamu membiarkan dia menginvasi pikiranmu dan perlahan-lahan membuatmu terobsesi dengannya?"
Bukan lagi empati jika kamu sampai terus-terusan merasa bersalah saat kamu tak bisa melakukan sesuatu untuknya. Ingat, kamu tak selalu harus menjadi satu-satunya orang yang dia andalkan. Begitu pula sebaliknya.
3. Kamu menelan emosimu sendiri meskipun sebenarnya kamu berhak untuk meluapkannya, terlebih jika dia berbuat kesalahan
Dalam sebuah hubungan, wajar apabila diwarnai dengan perseteruan, argumentasi, dan perbedaan opini. Karena sejatinya itu menjadi bagian tak terpisahkan dari berjalannya sebuah hubungan.
Namun, jika kamu selalu menyimpan uneg-uneg dan memendam emosi yang seharusnya kamu utarakan ke dia, bisa jadi kamu terobsesi menjaga status quo hubungan agar tak kehilangan dia. Do you?
4. Kamu selalu menggantungkan rencanamu bersama orang lain karena pikiranmu dipenuhi oleh harapan jika di waktu bersamaan mungkin dia membutuhkanmu
Obsesimu terhadap dia membuat pikiranmu selalu dipenuhi oleh setumpuk harapan dan kemungkinan dia akan menelepon, mengajak keluar, atau makan malam, bahkan sekalipun kamu telah mengiyakan janji/rencana dengan teman-temanmu.
Itulah kenapa kamu jadi sering menggantungkan janji temu dengan teman karena disisi lain kamu tak ingin melewatkan kesempatan bersama sang kekasih jika di waktu bertepatan dia menghubungimu. Tak heran jika hubungan eratmu dengan teman-teman pun semakin mengendur.
5. Batasan antara obsesi dan prioritas pun kabur, karena kamu selalu 'menomor satukan' urusan dia sekalipun kamu berada dalam situasi penting
Memprioritaskan seseorang itu memang sesuatu yang bagus. Namun lain ceritanya bila kamu terlalu berlebihan dalam memberikan prioritas kepada dia saat kamu berada dalam situasi yang tidak seharusnya disela atau terkait pekerjaanmu yang lebih krusial.
Seolah-olah kamu siap menyingkirkan segala hal demi menerima setiap bentuk komunikasinya. Seperti mengangkat teleponnya dari dering pertama dan menginterupsi pembicaraan serius bersama teman, hingga rela meninggalkan pertemuan penting. Dan bila orang lain mengingatkanmu kamu malah cenderung memusuhi mereka.
6. Kamu mendoktrin diri sendiri bahwa hubunganmu akan selalu berjalan mulus dan percikan hangat di awal hubungan akan terus hadir
Saking terobsesinya, kamu dimabuk kepayang dengan pernyataanmu sendiri bahwa hubunganmu akan selalu berjalan mulus. Berharap fase bahagia seperti diawal hubungan akan selalu menghampiri kalian setiap saat. Sayangnya kamu sulit menerima kenyataan karena perasaan itu terlalu meluap-luap dan menguasi hidupmu.
Alhasil kamu pun sulit berpikir jernih untuk membuat keputusan bahkan menjalani hidup dengan normal.
Nah itu enam tanda krusial obsesi tak sehat terhadap kekasih. Semoga saja kamu bukan salah satunya ya.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.